Relawan Bencana Perlu Kuasai Ketrampilan Tali-Temali
Pertemuan Relawan Bencana Kelurahan Patangpuluhan Senin, 23 Oktober 2023 jam 15.30-17.30 WIB terasa istimewa. Pasalnya, terdapat isian materi dari staf BPBD Kota Yogyakarta. Bukan pada pelatihan, tetapi pertemuan kali ini diisi dengan tambahan pengetahuan agar pertemuan tidak membosankan. Peserta terdiri dari Lurah, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Pendamping KTB Kemantren Wirobrajan, relawan KTB/Kaltana, dan Redkar. Isian materi disampaikan DC Purnomo Wahyudi (Ucok).
Pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan tali sebagai salah satu peralatan dalam upaya penyelamatan (rescue) korban dan benda penting dikuasai para relawan bencana dan penyelamatan. Kampung Tangguh Bencana (KTB) di Kota Yogyakarta pada saat dibentuk telah dibekali dengan beberapa peralatan inventaris. Salah satunya adalah tali dan kelengkapannya. Memang belum mencukupi untuk mendukung penyelamatan korban dengan intensitas berat. Belum tentu relawan yang terlibat dalam KTB menguasai ketrampilan menggunakan tali-temali. Untuk itu pengetahuan dasar mengenai tali-temali dan cara menggunakannya, seperti dipraktekkan dalam pertemuan ini, perlu terus dikembangkan.
DC Purnomo (Ucok) menyampaikan bahwa tali yang digunakan harus memenuhi syarat kuat, mudah dibentuk simpul dan mudah dilepas/diurai. Pada saat digunakan yang berperan adalah peralatan (tali), manusia (operator), tim kerja dan kerjasama tim. Ucok menekankan pentingnya Kerjasama tim dengan komunikasi yang baik. Pembagian peran juga penting pada saat menghadapi keadaan genting. Tidak mungkin semua terjun menolong korban, tetapi perlu ada yang bertindak merancang sistem penyelamatan, pemberi komando dan pengawas. Kredo yang dipegang para relawan adalah “siap menolong dan siap untuk selamat”. Keselamatan penolong (rescuer) sendiri perlu diperhitungkan. Jangan sampai relawan hanya bersemangat untuk menolong tetapi mengabaikan keselamatan dirinya.
Pada kesempatan ini juga diperkenalkan peralatan untuk vertical rescue berupa harness (dudukan/tambatan tubuh) yang bisa dipadukan dengan tali dengan cincin pengait (carabiner). Vertical rescue adalah teknik evakuasi berupa pemindahan korban dari titik terendah ke titik tertinggi dan sebaliknya. Kegiatan ini merupakan teknik evakuasi korban yang paling berat. Untuk itu dibutuhkan pengetahuan, pengalaman, peralatan yang memadai, disiplin dan Kerjasama tim serta pendekatan dan taktik yang benar.
Lurah Patangpuluhan, Achmad Asranur Arifin, berharap penguatan kapasitas relawan dapat terus dilakukan di masa mendatang untuk mengasah pengetahuan, ketrampilan dan motivasi para relawan. Bila perlu kegiatan diselenggarakan di lapangan atau alam terbuka, bukan hanya ceramah di depan kelas, dengan simulasi dan praktek dipandu trainer terlatih.