Warga Patangpuluhan Dilatih Membuat Tumpeng Non Beras

(Pendopo Patmajaya Patangpuluhan, 13 juli 2024) Sebanyak 40 orang, terdiri pengurus TP PKK Kelurahan, ketua PKK RW, dan perwakilan warga mengikuti Pelatihan Pembuatan Tumpeng Non Beras di Pendopo Patmajaya Kelurahan Patangpuluhan, Sabtu, 13 Juli 2024 lalu.

Lurah Patangpuluhan, Achmad Asranur Arifin, menyampaikan bahwa pelatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan ketrampilan warga dalam pembuatan dan penyajian tumpeng dengan bahan alternatif non beras. Dalam hal ini dari sawut (singkong parut kasar) dan jagung. Tumpeng non beras juga mendukung program menu B2SA (Beragam, Bergizi, Sehat dan Aman) yang digaungkan pemerintah. Dengan variasi bahan, penampilan dan rasa yang berbeda dalam pembuatan tumpeng, tentu menjadi hal yang unik dan menarik. Di sisi lain mutu bahan lokal, kandungan gizi dan keamanan pangan tetap terjamin.

Tumpeng sebagai warisan budaya leluhur kita telah banyak ditampilkan pada berbagai kegiatan, baik yang terkait  siklus kehidupan manusia, syukuran dan selamatan, seremoni yang bersifat pribadi, komunitas, kedinasan dan keagamaan. Bagi masyarakat Jawa tumpeng menjadi sarana untuk menyampaikan ajaran adiluhung secara simbolis yang penuh makna filosofis. Tumpeng sebagai sajian diiringi dengan doa permohonan untuk mendapatkan berkah Tuhan.

Bentuk tumpeng sendiri yang umum adalah kerucut seperti gunungan, yang mengandung makna fokus ke Ketuhanan (habluminallah). Sedangkan dasarnya melebar melambangkan hubungan horizontal (habluminannas). Tumpeng terdiri dari tujuh unsur yaitu bahan utama (nasi atau non nasi) dan lauknya seperti ayam, telur, sayur urap dan cabai merah. Masing-masing memiliki makna sendiri. Cabai merah melambangkan api yang bercahaya, yang memberikan manfaat bagi orang lain (migunani mring sasami). Tujuh unsur itu sendiri dalam bahasa Jawa pitu yang bisa bermakna pitutur (perkataan), pituduh (petunjuk) dan pitulungan (pertolongan), yang sangat kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

 

Instruktur pelatihan, Tolok Triasih dari TP PKK Kota Yogyakarta, dan tim memandu peserta membuat tumpeng dari bahan ubi ungu, ubi putih, singkong dan jagung. Peserta dibagi menjadi empat kelompok sesuai bahan utama yang digunakan. Selanjutnya peserta dapat membawa pulang hasil karyanya untuk dinikmati bersama keluarga.