Keterbatasan Bukan Halangan untuk Maju dan Sukses
(Pendopo Patmjaya Patangpuluhan, Ramah Difabel 16/07/2024) Setiap orang dilahirkan dengan kondisi yang beragam. Demikian pula ada yang dalam perjalanan hidupnya mengalami kejadian tak diharapkansehingga mengalami ketunaan (disabilitas), yang harus diterima dengan ikhlas dan dijalani dengan tabah sepanjang hidup. Pada prinsipnya penyandang disabilitas mempunyai kewajiban, tanggung jawab dan hak-hak yang sama dengan warga lainnya. Demikian pula mereka mempunyai kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensinya. Tidak boleh ada tindakan diskriminasi, stigma dan pandangan minor pada penyandang disabilitas dan keluarganya.
Lurah Patangpuluhan, Achmad Asranur Arifin, memberikan sambutan pada Penyuluhan Motivasi bagi Keluarga Penyandang Disabilitas pada hari Selasa, 16 Juli 2024 di Pendopo Patmajaya Kelurahan Patangpuluhan. Dipandang perlu memberikan dorongan semangat dan motivasi bagi keluarga untuk mendampingi anggota keluarganya (anak, istri/suami, cucu) penyandang disabilitas dengan penuh kasih sayang. Keluarga menjadi yang pertama dan utama dalam memberikan dukungan bagi penyandang disabilitas untuk menjalani hari-harinya dan meraih kesuksesan. Dengan keterbatasan fisik dan/atau mental, penyandang disabilitas bisa mandiri dan berdaya. Bisa berpartisipasi dalam pembangunan wilayah.
Narasumber pertama adalah Ketua Departemen Pendidikan Luar Biasa UNY, Dr. Sukinah, M.Pd. Ibu Sukinah menyampaikan bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan kondisi berbeda-beda tentu ada hikmah dan maksudnya. Ada yang punya keterbatasan fisik atau mental bawaan sejak lahir. Atau yang mendapatkannya sebab kecelakaan. Semua memiliki potensi yang bisa dioptimalkan sesuai kecenderungannya. Yaitu potensi fisik, mental, intelektual, sosial emosional, mental spiritual dan daya juang. Potensi-potensi itu harus dikenali, digali, dilatih secara berulang dan berkelanjutan dan dikembangkan dengan dukungan lingkungan dan sarana yang memadai. Dalam hal ini orang tua atau keluarga dapat berperan sebagai pendidik, pelindung, motivator, fasilitator dan pembimbing dalam belajar.
Dosen UNY itu mencontohkan beberapa tokoh yang menonjol dengan prestasinya yang mendunia di tengah keterbatasannya. Nick Vujicic, motivator dari Australia, yang lahir tanpa kaki dan tangan disebabkan kelainan bawaan yang disebut tetra-amelia syndrome. Tetapi memiliki keluarga yang bahagia dan bisa melanglang dunia untuk menginspirasi orang. Contoh lainnya Stephanie Handojo yang mengidap down syndrome (DS), tapi mampu menjadi perenang yang meraih prestasi dunia dan menjadi pebisnis handal. Yang tidak kalah mentereng adalah Putri Ariani, siswi SMK di Jogja yang mengalami kebutaan total sejak kecil tetapi mampu meraih prestasi gemilang pada gelaran America’s Got Talents musim 18 tahun 2023.
Narasumber lain, Retno Mustikorini, warga RW 03 Kelurahan Patangpuluhan. Ibu Rini berbagi kisah inspiratif mendampingi putranya, Fauzi, yang mengalami masalah netra sejak kecil. Beliau dengan sabar dan setia berusaha memberikan pendidikan yang terbaik bagi putranya itu. Meskipun untuk itu harus pindah dari satu kota ke kota lain mengikuti tugas kedinasan suaminya. Kini Fauzi berkuliah di UPY dan bisa mandiri secara finansial dengan memanfaatkan kemahirannya bermain musik piano.